Friday, May 23, 2008

KRLMania goes to Depo KRL Depok

Akhirnya setelah dinantikan 3 bulan, kunjungan ke Dipo Depok terwujud juga.
Minggu, 18 Mei 2008 adalah waktu yang dipilih untuk melihat dari dekat Dipo KRL terbesar seAsia Tenggara ini. Perhelatan sekaligus kopi darat KRLMania ini diikuti hampir 100 orang termasuk 1 penggemar KRL dari Jepun yang tinggal di Indonesia, Hamada-san.
Antusias anak-anak melihat bengkel KRL dan KRL yang sedang diperbaiki diimbangi dengan antusias orang tuanya menanyakan kepastian jadwal, rangkaian yang sering mogok, ekonomi AC yang sering tidak terasa AC-nya, dsb.


Kunjungan diisi juga dengan pembagian doorprize dari PTKA Div Jabotabek, donatur dari member KRLMania serta penjualan merchandise KRLMania berupa mug, pin, gantungan kunci, magnet assesoris kulkas, dll.
Tepat pukul 12.40 rombongan pulang kembali ke Stasiun Depok sebagai titik berkumpul dan kembali diantar dengan rangkaian KRL AC Ekonomi Tokyu serie 1000.

AC Ekonomi Bogor - Jakarta - Bogor pp


Peluncuran KRL jenis baru ini sudah hampir 3 bulan. KRL yang digunakan adalah type Tokyu seri 1000 dengan ciri khas kepala hitam. Untuk yang memerlukan jadwal silakan di cek dibawah ini.
Bogor - Jakarta : 05.44, 09.24, 13.19, 16.31. Untuk stasiun selanjutnya bisa ditambahkan beberapa menit, contoh : Pemberangkatan I di Stasiun Bojonggede jam 05.55, dst.
Jakarta - Bogor : 07.40, 11.11, 14.50, 17.56. Untuk stasiun selanjutnya bisa ditambahkan beberapa menit, contoh : Pemberangkatan terakhir (IV) di stasiun Tebet jam 18.39, dst.
Foto disamping diambil saat KRL AC Ekonomi sedang istirahat di Dipo Depok.

Monday, February 25, 2008

My Journey to Red-Land called Distrik Babo - Papua Barat

Setelah November merambah Ngee Ann City dan Desember back to old memories city - Batam -, bulan February ini dapet jatah 'ngebedah' PAPUA...especially ke Distrik Babo, dimana LNG Tangguh site berada.





Perjalanan diawali dengan B 737 - 400 punya MNA tujuan Uj Pandang dari Halim PK setelah Cengkareng lumpuh oleh banjir. Transit di UPG jam 01.20 sampe jam 03.20 baru naek 737-200nya MNA juga tujuan SOQ (sorong)..hiiii naek 737 - 200 inget adam air... Touchdown di bandara DOE Sorong jam 0620 waktu papua. Ketemu agen, untuk urus penerbangan lanjutan ke Babo. Skyvan 300 Deraya sudah menanti setelah 30 - 45 menit cuaca di bandara Babo cerah dan tepat jam 0835 WIT take off dari Sorong menuju Babo.





Landing di Babo Airport jam 0935 WIT langsung naek ojeg (ga nyampe 3 km ongkosnya ceban..) nunggu boat buat nganter ke LNG site. Setelah puas nunggu selama 5 jam, pas jam 3 siang boat lepas tali buat anter kita (gw dan 4 org subcont perush gw) ke LNG site.






Pas jam 1605 nyampe di Combo - Dock dan dijemput oleh driver dengan Ford Ranger Double Cabin -khas proyek banget ni mobil-. Dapet akomodasi di module (kontainer yang disulap jadi kamar2) di sebelah modul klien.






next story... LNG Tangguh ep 1.

Sunday, January 27, 2008

...HMS Passed Away....

Minggu 27 Januari 2007, pukul 13.10 merupakan hari, jam dan menit terakhir yang diberikan Allah SWT kepada Haji Muhammad Soeharto.

Setelah sakit yang berkepanjangan dengan perawatan terakhir di RSPP selama 21 hari, Jenderal Besar yang sempat didemo mahasiswa saat masa Reformasi tahun 1998 kemaren berpulang ke Rahmatullah.


Pemerintah langsung memberitahukan masa berkabung nasional selama 7 hari.
Foto disebelah, rakyat Solo mengantar kepergian mantan Presiden RI ke-2 ini ke peristirahatannya yang terkahir di Astan GiriBangun .
Sumber Foto & Banner :
Media Indonesia On Line (MIOL)

Tuesday, January 8, 2008

KRL Ekonomi AC Southline Manggarai - Depok vv





Niatan untuk nyoba naik KRL Ekonomi AC aka Southline Manggarai - Depok terlaksana kemarin sore.
Nyampe MRI jam 1730 masih ada waktu sedikit, loket tiket Ekonomi AC di sta MRI dibedakan dengan loket Ekonomi Kipas.
KRL jenis Tokyu 1000 sudah 'ngejogrok' (bahasanya petugas loket Cawang) manis di peron 5, hmm kenapa di peron 5 ya..mirip KRL eco balik yang jam 1700 atau jam 1800. Jadi penumpang yang mau ke arah Kota pindah nunggu di peron 3. Cuma karena rangkaiannya 10 gerbong, ini KRL jadi menuh2in peron, hasilnya penumpang naik dengan penuh perjuangan dari arah stasiun hall.

Di setiap gerbong dijaga oleh 1 petugas KL dan mungkin karena KRL ini sudah didedikasikan sebagai KRL Ekonomi AC maka plat nomor tempat duduk yang biasa ditempel di dinding kereta pun tidak ada. Perjalanan KRL dimulai dengan take off yang molor 2 menit (1747), setelah menunggu rangkaian Pakuan / Depok Ekspress melenggang di jalur 6. Sampai di stasiun Tebet ada temen lama sehingga kamipun ngobrol. Cuma saat berangkat dari sta Durenkalibata KRL sempet berhenti sebentar (mesin mati, lampu mati). Hmm ada apa nih ?.. Ga lama ada sms dari member milis yang menyebutkan ada rangkaian yang bermasalah di depan KRL Pakuan THB 1712 yang dinaikinya. Wah.. pasti ada yang mogok nih. Petugas KL yang selalu memeriksa karcis mulai dari MRI, TEB, CWG dan DRN mulai menunjukkan ketegasan saat seorang bapak menyerahkan karcis ekonomi kipas,
Petugas : "Bapak..bapak, ini karcis ekonomi biasa.."
Bapak : "Maaf pak saya ga tau."
P: "Kan sudah diumumin tadi di stasiun.."
(karcis ekonomi masih dipegang petugas)
B: "Iya saya baru dateng langsung naik.."
P: "Ya udah, begini, ada duit 30 ribu, saya denda?"
B: "Wah ..ga ada.."
P: "Ya udah nanti turun di stasiun berikutnya.."
Si Kepala Hitam terus merayapi jalurnya, dan di Stasiun PSM, KRL mengarah ke jalur 1 dengan suguhan menarik di jalur 2 berupa KRL Ekonomi Kipas yang mogok. Hmm sepertinya KRL Ekonomi AC ini akan berubah menjadi KRL Ekonomi AC tapi panas. Sesaat ke-4 pintu dibuka, berhamburan (kok berhamburan ...bahasanya) penumpang eks ekonomi kipas menyeruak. Maka obrolan dengan kawan lama itu pun terputus.

Tinggal petugas KL yang seorang diri kebingungan, tapi dedikasi terhadap pekerjaan ditunjukkan sang petugas.
Petugas : "Karcis pak ?"
Penump eks eko mogok : "Ekonomi biasa"
Petugas : "Jangan naik yang ini dong."
Penump eks eko mogok (ramai2) : "Orang ekonominya mogok gimana dong?"
Petugas : (diam dan kontak ke radio / HT yang dibawa) , " Gimana nih kereta ekonomi macet ?"..
Akhirnya selepas stasiun PSM ga ada lagi pemeriksaan karcis. Mau liat sesaknya KRL Southline kemarin ? Ada di lampiran foto.

Selepas stasiun LA, pengeras suara berbunyi..." Pak KP, Pak KP...", terus berbunyi lagi, "Pak KP, Pak Su****...", wah pak KP yang biasa di Depok Ekspress sedang tugas disini. Downgrade atau demosi nih ??. Setelah itu baru ingat, om Bayu katanya udah rajin naik KRL ini, nelpon en om Bayu merangsek maju dari gerbong 4.
Bagaimana kalau kasus ekonomi mogok ini terjadi setiap hari ?
Bagaimana nasib penumpang ekonomi kipas yang mogok dan ditransfer ke ekonomi AC?
Apakah mungkin KRL ini 'jujur' melintasi South Line yang rutenya MRI - BOO bukan MRI - DEP?

Sebelum berhenti di stasiun akhir, Depok, melalui pengeras suara diberitahukan pengumuman KRL mengakhiri perjalanan di stasiun Depok, plus ada ucapan sang masinis / KP, .."Ibu Nur.... ikut ke Dipo gak ?..."... mailto:????@#%25 kacau nih..
Photo KRL Tokyu 1000 & announcer oleh : Rusdiyanto, pegawai PTKA
Photo KRL yang padet karena limpahan penumpang ekonomi : Bayu dengan Soner K608i
*pemegang.tiket.cikini-bogor.pakuan.ekspress.tarif.diskon
http://bigbojong.blogspot.com/

Sunday, December 30, 2007

Aortic aneurysm

Aortic aneurysm
Goals of Treatment
Some aneurysms, mainly small ones that are not causing pain, can be treated with "watchful waiting." Others need to be treated to prevent growth and complications. The goals of treatment are to prevent the aneurysm from growing, prevent or reverse damage to other body structures, prevent or treat a rupture, and to allow you to continue to participate in normal daily activities.
Treatment Options
Medicine and surgery are the two types of treatment for an aneurysm. Medicines may be prescribed before surgery or instead of surgery. Medicines are used to reduce pressure, relax blood vessels, and reduce the risk of rupture. Beta blockers and calcium channel blockers are the medicines most commonly used.
Surgery may be recommended if an aneurysm is large and likely to rupture.
Treatment by Type of Aneurysm
Aortic Aneurysm
Experts recommend that men who have ever smoked (at least 100 cigarettes in their lifetime) and are between the ages of 65 and 75 should have an ultrasound screening to check for abdominal aortic aneurysms.
Treatment recommendations for aortic aneurysms are based on the size of the aneurysm. Small aneurysms found early can be treated with "watchful waiting."
If the diameter of the aorta is small—less than 3 centimeters (cm)—and there are no symptoms, "watchful waiting" and a follow-up screening in 5 to 10 years may be all that is needed, as determined by the doctor.
If the aorta is between 3 and 4 cm in diameter, the patient should return to the doctor every year for an ultrasound to see if the aneurysm has grown.
If the aorta is between 4 and 4.5 cm, testing should be repeated every 6 months.
If the aorta is larger than 5 cm (2 inches around or about the size of a lemon) or growing more than 1 cm per year, surgery should be considered as soon as possible.
Two main types of surgery to repair aortic aneurysms are open abdominal or open chest repair and endovascular repair.
The traditional and most common type of surgery for aortic aneurysms is open abdominal or open chest repair. It involves a major incision in the abdomen or chest. General anesthesia is needed with this procedure.
The aneurysm is removed and the section of aorta is replaced with an artificial graft made of material such as Dacron?or Teflon? The surgery takes 3 to 6 hours, and the patient remains in the hospital for 5 to 8 days. It often takes a month to recover from open abdominal or open chest surgery and return to full activity. Open abdominal and chest surgeries have been performed for 50 years. More than 90 percent of patients make a full recovery.
In endovascular repair, the aneurysm is not removed, but a graft is inserted into the aorta to strengthen it. This type of surgery is performed through catheters (tubes) inserted into the arteries; it does not require surgically opening the chest or abdomen.
To perform endovascular repair, the doctor first inserts a catheter into an artery in the groin (upper thigh) and threads it up to the area of the aneurysm. Then, watching on x ray, the surgeon threads the graft (also called a stent graft) into the aorta to the aneurysm. The graft is then expanded inside the aorta and fastened in place to form a stable channel for blood flow. The graft reinforces the weakened section of the aorta to prevent the aneurysm from rupturing.
The illustration shows the placement of an endovascular stent graft in an aortic aneurysm. In figure A, a catheter is inserted into an artery in the groin (upper thigh). It is then threaded up to the abdominal aorta, and the stent graft is released from the catheter. In figure B, the stent graft allows blood to flow through the aneurysm.
Endovascular repair surgery reduces recovery time to a few days and greatly reduces time in the hospital. The procedure has been used since 1999. Not all aortic aneurysms can be repaired with this procedure. The exact location or size of the aneurysm may prevent the stent graft from being safely or reliably positioned inside the aneurysm.
Cerebral Aneurysm
Treatment for cerebral (brain) aneurysms depends on the size and location of the aneurysm, whether it is infected, and whether it has ruptured. A small cerebral aneurysm that hasn’t burst may not need treatment. A large cerebral aneurysm may press against brain tissue, causing a severe headache or impaired vision, and is likely to burst. If the aneurysm ruptures, there will be bleeding into the brain which will cause a stroke. If a cerebral aneurysm becomes infected, it requires immediate medical treatment. Treatment of many cerebral aneurysms, especially large or growing ones, involves surgery, which can be risky depending on the location of the aneurysm.
Peripheral Aneurysm
Most peripheral aneurysms have no symptoms, especially if they are small. They seldom rupture.
Treatment of peripheral aneurysms depends on the presence of symptoms, the location of the aneurysm, and whether the blood flow through the artery is blocked. Blood clots can form in a peripheral aneurysm, break loose, and block the artery.
An aneurysm in the back of the knee that is larger than 1 inch in diameter usually requires surgery. An aneurysm in the thigh also is usually repaired with surgery.

Monday, December 24, 2007

CILIWUNG


Denger nama sungai diatas pasti pikirannya ga jauh dari kumuh, sumpek, bau, kotor, banjir...

Yup, boleh saja semua berpikiran negatif seperti itu. Tapi kalau didepannya ditambahin kata-kata KRL dan dibelakangnya dikasih tulisan Blue Line, image jelek pasti akan hilang. Lihat saja foto disamping, KRL-I (I untuk Indonesia) ini melayani trayek Lingkar Kota.

Diluncurkan tanggal 30 Nov 2007 kemarin, CBL (Ciliwung Blue Line) disambut hangat masyarakat Jakarta yang sudah sangat dahaga mendambakan alat transportasi yang lancar dan aman. Proyek busway yang dijalankan Bang Yos, rupanya belum berhasil mengatasi kemacetan yang menggila.

Tapi walaupun nama besar Ciliwung disandang, KRL-I ini tak sanggup melewati limpasan air laut yang menggenangi Stasiun Kampung Bandan (salah satu stasiun yang disinggahi). Jadi kalau begitu mungkin perlu diganti namanya menjadi.....

Poto by : Rusdiyanto, pegawai PTKA