Niatan untuk nyoba naik KRL Ekonomi AC aka Southline Manggarai - Depok terlaksana kemarin sore.
Nyampe MRI jam 1730 masih ada waktu sedikit, loket tiket Ekonomi AC di sta MRI dibedakan dengan loket Ekonomi Kipas.
KRL jenis Tokyu 1000 sudah 'ngejogrok' (bahasanya petugas loket Cawang) manis di peron 5, hmm kenapa di peron 5 ya..mirip KRL eco balik yang jam 1700 atau jam 1800. Jadi penumpang yang mau ke arah Kota pindah nunggu di peron 3. Cuma karena rangkaiannya 10 gerbong, ini KRL jadi menuh2in peron, hasilnya penumpang naik dengan penuh perjuangan dari arah stasiun hall.
Di setiap gerbong dijaga oleh 1 petugas KL dan mungkin karena KRL ini sudah didedikasikan sebagai KRL Ekonomi AC maka plat nomor tempat duduk yang biasa ditempel di dinding kereta pun tidak ada. Perjalanan KRL dimulai dengan take off yang molor 2 menit (1747), setelah menunggu rangkaian Pakuan / Depok Ekspress melenggang di jalur 6. Sampai di stasiun Tebet ada temen lama sehingga kamipun ngobrol. Cuma saat berangkat dari sta Durenkalibata KRL sempet berhenti sebentar (mesin mati, lampu mati). Hmm ada apa nih ?.. Ga lama ada sms dari member milis yang menyebutkan ada rangkaian yang bermasalah di depan KRL Pakuan THB 1712 yang dinaikinya. Wah.. pasti ada yang mogok nih. Petugas KL yang selalu memeriksa karcis mulai dari MRI, TEB, CWG dan DRN mulai menunjukkan ketegasan saat seorang bapak menyerahkan karcis ekonomi kipas,
Petugas : "Bapak..bapak, ini karcis ekonomi biasa.."
Bapak : "Maaf pak saya ga tau."
P: "Kan sudah diumumin tadi di stasiun.."
(karcis ekonomi masih dipegang petugas)
B: "Iya saya baru dateng langsung naik.."
P: "Ya udah, begini, ada duit 30 ribu, saya denda?"
B: "Wah ..ga ada.."
P: "Ya udah nanti turun di stasiun berikutnya.."
Si Kepala Hitam terus merayapi jalurnya, dan di Stasiun PSM, KRL mengarah ke jalur 1 dengan suguhan menarik di jalur 2 berupa KRL Ekonomi Kipas yang mogok. Hmm sepertinya KRL Ekonomi AC ini akan berubah menjadi KRL Ekonomi AC tapi panas. Sesaat ke-4 pintu dibuka, berhamburan (kok berhamburan ...bahasanya) penumpang eks ekonomi kipas menyeruak. Maka obrolan dengan kawan lama itu pun terputus.
Tinggal petugas KL yang seorang diri kebingungan, tapi dedikasi terhadap pekerjaan ditunjukkan sang petugas.
Petugas : "Karcis pak ?"
Penump eks eko mogok : "Ekonomi biasa"
Petugas : "Jangan naik yang ini dong."
Penump eks eko mogok (ramai2) : "Orang ekonominya mogok gimana dong?"
Petugas : (diam dan kontak ke radio / HT yang dibawa) , " Gimana nih kereta ekonomi macet ?"..
Akhirnya selepas stasiun PSM ga ada lagi pemeriksaan karcis. Mau liat sesaknya KRL Southline kemarin ? Ada di lampiran foto.
Selepas stasiun LA, pengeras suara berbunyi..." Pak KP, Pak KP...", terus berbunyi lagi, "Pak KP, Pak Su****...", wah pak KP yang biasa di Depok Ekspress sedang tugas disini. Downgrade atau demosi nih ??. Setelah itu baru ingat, om Bayu katanya udah rajin naik KRL ini, nelpon en om Bayu merangsek maju dari gerbong 4.
Bagaimana kalau kasus ekonomi mogok ini terjadi setiap hari ?
Bagaimana nasib penumpang ekonomi kipas yang mogok dan ditransfer ke ekonomi AC?
Apakah mungkin KRL ini 'jujur' melintasi South Line yang rutenya MRI - BOO bukan MRI - DEP?
Sebelum berhenti di stasiun akhir, Depok, melalui pengeras suara diberitahukan pengumuman KRL mengakhiri perjalanan di stasiun Depok, plus ada ucapan sang masinis / KP, .."Ibu Nur.... ikut ke Dipo gak ?..."...
mailto:????@#%25 kacau nih..
Photo KRL Tokyu 1000 & announcer oleh : Rusdiyanto, pegawai PTKA
Photo KRL yang padet karena limpahan penumpang ekonomi : Bayu dengan Soner K608i
*pemegang.tiket.cikini-bogor.pakuan.ekspress.tarif.diskon
http://bigbojong.blogspot.com/