Wednesday, April 25, 2007

Pondok Rajeg

Pos Perhentian Pondok Rajeg,

Halte dengan Sumber Listrik Tenaga Surya

Kalau roker sekalian sedikit mengernyitkan dahi membaca artikel ini, wajar saja, karena pos perhentian yang masuk dalam wilayah Desa Pondok Rajeg, Kelurahan Pondok Rajeg, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogorletaknya memang terpencil. Pos Perhentian yang terletak 200 meter diatas permukaan laut ini merupakan salah satu pos perhentian dari jalur rel Depok – Citayam – Nambo (Cileungsi) yang dilayani oleh rangkaian KRD Nambo.

Jalur ini mulai tahun 2000 difungsikan untuk mengangkut penumpang yang tersebar di sepanjang jalur Nambo – Gunung Putri - Cibinong – Pondok Rajeg – Citayam – Depok (lama) – Manggarai. Rangkaian ini berjalan pagi hari jam 07:00 dari Stasiun Nambo dan sampai stasiun Manggarai jam 08:00,dan sore harinya jam 15:00 dari Nambo dan sampai Stasiun Manggarai jam 15:30 untuk berangkat kembali ke Nambo jam 16:30. Rangkaian ini juga biasa disebut Eco – Express, Ekonomi karena gerbongnya tanpa AC dan penumpang berjubel, Express karena dari Stasiun Depok (Lama) langsung bablas ke Stasiun Manggarai.

Pos perhentian yang dibangun tahun 1992, sejalan dengan dimulainya pembangunan jalur Citayam – Nambo ini, terletak diantara jalan penghubung kota Depok – Cibinong dan mulai aktif digunakan mulai tahun 2000. Pos perhentian ini dapat dicapai dengan angkot no. 72 jurusan Cibinong – Kp. Sawah.

Ironisnya, sejak akhir bulan Mei tahun 2006, halte ini sudah mulai tak berfungsi karena KRD Nambo juga sudah tak berjalan lagi. Padahal kalau dilihat pos perhentianini cukup hemat energi, terbukti saat KRLMania mengunjungi pos perhentian ini, panel tenaga surya masih terpasang.

Kepala Stasiun KA Cibinong yang juga membawahi pos perhentian Pondok Rajeg, Bp. Rusdiyanto, yang KRLMania hubungi, mengatakan pos perhentian Pondok Rajeg memang dilengkapi dengan teknologi tenaga surya yang digunakan untuk tenaga cadangan, apabila listrik dari PLN mengalami gangguan untuk aliran listrik ke pos perhentian dan pintu perlintasan.

Bapak yang tinggal di dekat Stasiun Depok Lama ini juga membeberkan catatannya yang menyebutkan jumlah penumpang yang naik dan turun dari pos perhentian ini. Pada medio Januari 2006 tercatat sebanyak 1394 orang dan April 2006 masih berkisar di angka 1147 orang hingga di bulan Mei 206 dimana rangkaian KRD Nambo mulai banyak dibatalkan perjalanannya hanya tercatat 163 orang.

Untuk rencana ke depan, sebagaimana dijelaskan oleh KaHumas Daops I , Bp. Akhmad Sujadi, jalur Citayam – Nambo ini akan difungsikan sebagai jalur KA Babaranjang (batu bara rangkaian panjang) dari Cigading – Nambo. Hal ini dikarenakan rencana penggunaan Double-Double Track lintas Timur (Jatinegara – Bekasi) yang akan menambah padat jalur tersebut, sehingga rangkaian batu bara dialihkan ke jalur Citayam – Nambo.

Yang unik dari jalur ini, rekan-rekan yang hobi bersepeda gunung, sering memanfaatkan jalur ini sebagai jalur bersepeda yang diakui cukup memiliki view dan medan yang bagus. Berminat mencoba jalur ini dengan sepeda ?.

(epf)

No comments: